top of page
ARMY MAGAZINE

Se(B)uah (E)ra Baru Dimulai: Analisis Album BE

Ketika berbicara tentang album terbaru BTS, BE, apa yang pertama kali terlintas di pikiranmu? Bagi kami, kami lebih suka menyebutnya “rumah”. Kita sudah tahu sejak lama jika album tersebut akan diproduseri sendiri oleh BTS, dan album itu sekarang sudah dirilis, jadi mari kita lihat mahakarya ini lebih dekat. 가자!


Pada bulan April tahun ini, BTS memulai proses produksi album BE dan mengadakan siaran langsung di YouTube untuk membagikan berbagai informasi penting dengan ARMY. RM bertugas sebagai Produser Utama, j-hope sebagai Koreografer Utama, Jin sebagai Manajer Utama, Jimin sebagai Manajer Proyek, V sebagai Manajer Visual, Jungkook sebagai Manajer Proyek Visual, dan SUGA bertanggung jawab dalam hal visual album jacket. Dari distribusi tugasnya saja, kita tahu bahwa ini akan menjadi album spesial karena BTS membagi tanggung jawab berdasarkan hal terbaik yang bisa mereka lakukan atau ingin tingkatkan.


Jimin, yang ingin lebih berkontribusi dalam bidang produksi musik, menjelaskan bahwa ia telah berdiskusi dengan para anggota lain mengenai musik yang ingin mereka sertakan ke dalam album. BTS setuju bahwa BE harus menggambarkan kehidupan sehari-hari mereka/kita - begitu sulitnya saat-saat ini bagi semua orang namun setiap orang merasakan penderitaan yang berbeda - sembari menawarkan sebuah antidot. Oleh karena itu, lagu utama Life Goes On adalah penghibur yang sempurna untuk kerinduan kita. Dengan nuansa yang positif namun juga melankolis, BTS dengan tenang berkata kepada kita bahwa apa pun yang terjadi sekarang bukanlah kesalahan kita dan segalanya akan menjadi lebih baik pada akhirnya; “like an echo in the forest, life (that we used to know) will come back around.” [bagaikan gema di hutan, kehidupan (yang selama ini kita kenal) akan kembali lagi]. Jungkook membantu dalam hal pembuatan video musik, pengaruh dari video GCF-nya sangatlah mencolok. Ada juga beberapa adegan yang sangat menyentuh bagi ARMY: BTS saling berpelukan di sofa, Taehyung melihat ke arah stadion yang mengekspresikan kerinduannya pada konser, serta Jin yang menutup mata dan berakhir di aula besar kosong sembari bernyanyi dengan BTS, dilengkapi dengan ARMY Bomb di belakangnya yang merepresentasikan ARMY yang tidak dapat hadir di sana.


Lagu kedua adalah Fly To My Room yang dibawakan oleh subunit Jimin, V, SUGA, dan j-hope, mengekspresikan keputusasaan selama pandemi ketika mereka terkurung di dalam kamar, yang kemudian menjadi dunia mereka. Dengan nuansa yang agak santai, liriknya membangkitkan perasaan kita yang mulai terbiasa berada di dalam kamar kita sendiri. Lagu tersebut kemudian memudar dan Blue & Grey memanjakan telinga kita dengan petikan gitar yang merdu serta vokal yang menyayat hati dan rap yang lembut. Blue & Grey seharusnya menjadi salah satu lagu dalam mixtape V yang sedang dalam proses pembuatan, namun makna emosionalnya sangat cocok dengan tema BE. Melalui lagu balada pop akustik ini, V menggambarkan perasaan terasing dan kesendirian serta dunia yang terlihat kehilangan warna seperti liriknya yang memohon dengan perlahan, “Aku hanya ingin menjadi lebih bahagia.” Meskipun terdengar kelam, Blue & Grey juga memberikan kekuatan untuk menemukan kembali warna kita.


Album tersebut juga menyertakan Skit, sebuah rekaman dari reaksi mereka yang jujur dan rendah hati mengenai posisi #1 mereka di Billboard Hot 100 dengan lagu Dynamite. Dengan sebuah janji bahwa mereka akan terus membuat musik selamanya, album tersebut beralih ke lagu-lagu yang lebih ceria dengan Telepathy, Dis-ease, Stay, dan Dynamite. Lagu disko pop retro yang juga terdengar berani, Telepathy, mengajak kita untuk membayangkan hal-hal yang dapat kita nikmati setelah dunia kembali menjadi normal. Dis-ease, sebuah lagu yang mendapat pengaruh besar dari hip-hop old school berisi permainan kata yang jenius dari j-hope, membicarakan arti dari “disease” yang merupakan keadaan abnormal (pandemi) begitu juga “dis-ease”, perasaan tidak nyaman. Stay, sebuah lagu EDM tentang ikatan spesial antara dua orang, terdengar modern. Kita dapat berasumsi bahwa BTS menciptakan lagu ini untuk ARMY dengan membaca permainan kata, “Kita terhubung dengan 7G, itu bukan akhir dari dunia ini,” merujuk pada perjalanan 7 tahun mereka dan meyakinkan kita bahwa setelah masa-masa buruk di tahun 2020 berakhir, kita akan bertemu kembali. Dynamite merangkum keseluruhan album dengan keceriaan, pengingat yang jelas bahwa saat sulit tidak akan bertahan lama, namun orang-orang yang kuat akan bertahan, jika kita ingat untuk terus mendengarkan musik dan menari.


Untuk visual album, SUGA dan V bekerja keras untuk menangkap sisi yang paling tulus dari BTS. Konsep tersebut hanya memperlihatkan para anggota BTS menjadi diri mereka sendiri, di dalam ruangan yang didesain khusus untuk mereka, melakukan apa pun yang mereka sukai. Pemotretan album jacket memakai warna monokrom sederhana namun tetap menyimpan berjuta makna. Daftar lagunya ditulis tangan oleh setiap anggota BTS, dengan lirik dari Life Goes On yang terukir di sampul album. Hal yang mencuri perhatian ARMY adalah pesan suara dari BTS yang menjelaskan lebih jauh mengenai ruangan individu mereka, khususnya warna favorit mereka dan benda yang paling merepresentasikan diri mereka. Meskipun ruangan itu sempit, detail tersebut menyelimuti kita dengan kehangatan, membuat kita merasa diapresiasi, seperti sebuah undangan untuk lebih mengenal BTS sebagai manusia di samping persona mereka di atas panggung.


Secara keseluruhan, BE menawarkan kita pengalaman yang belum pernah kita rasakan. Interpretasi kita mungkin saja berbeda, namun satu hal yang kita tahu pasti adalah cinta sepenuh hati dari BTS untuk para ARMY. Jika kalian belum membeli albumnya, pesan di Weverse Shop sekarang!


Ditulis oleh: Avi

Disunting oleh: Ren

Didesain oleh: Rei

Diterjemahkan oleh: Pury


Semua foto/video yang dibagikan di blog kami bukan milik ARMY Magazine. Segala bentuk pelanggaran hak cipta bukan hal yang disengaja.


Kommentarer


bottom of page