top of page

Refleksi lirik dari MAP OF THE SOUL : 7 dengan Dr. Murray Stein

Halo, ARMY! Kami harap kalian baik-baik saja di mana pun kalian berada.


Sebagai organisasi global, beberapa dari kami masih menghadapi realita yang berat, sedangkan yang lainnya mulai melihat masa depan yang lebih cerah. Ingatlah selalu bahwa kami mencintai kalian dan ada di sini untuk kalian. Bergabunglah agar kami dapat membagikan sebongkah cinta ungu ini dengan kalian.


Blog kali ini akan membahas tentang lirik dari MAP OF THE SOUL : 7 yang dilihat dari kacamata seorang Jungian. Analisis ini berasal dari Dr. Murray Stein dan timnya di Chiron Publications yang telah menjadi partner luar biasa ketika kita mencoba menemukan jiwa kita sendiri. Kalian dapat membaca kutipan dari wawancara kami dengan Dr. Stein pada edisi Persona (Juni 2019) dan blog kami tentang “Map of the Soul - Shadow: Our Hidden Self” (bagian satu dan dua)


Karena kita telah melengkapi analisis lirik dari Shadow, Ego, dan beberapa lagu lainnya yang termasuk ke dalam MAP OF THE SOUL : PERSONA (mulai dari halaman 24 pada edisi Persona), blog ini akan berfokus pada lagu-lagu baru di MAP OF THE SOUL : 7.


Teritorial Baru


Menurut Stein, MAP OF THE SOUL : 7 adalah teritorial baru bagi BTS. Album ini penuh dengan lagu-lagu dari BTS yang menunjukkan persona yang telah mereka kenakan selama bertahun-tahun. Stein percaya hal tersebut merupakan cara BTS untuk menyampaikan bahwa “Kami adalah manusia di balik sorotan industri musik ini. Itu adalah topeng. Kami adalah orang sungguhan, kami punya sejarah, dan kami punya perjuangan, kami menderita.”


Stein juga percaya bahwa BTS berada pada puncak dari kelahiran kembali atau tahap transformasi. Selama periode transformasi ini, “identitas lama mati dan identitas baru lahir.” Sekelompok orang di semua fase kehidupan mengalami tahapan ini; begitu pula BTS. Mereka meraih puncak kesuksesan yang tidak pernah terlihat sebelumnya di Korea Selatan, dan jarang terlihat di industri musik dunia. Stein merasa BTS sedang “meramalkan transformasi dan proses kelahiran kembali.” yang akan “sangat menantang.”


Black Swan


Black Swan membawa tema putus asa dan kehilangan makna dalam hidup seseorang. Ketika seorang penari atau tubuhnya mulai menyerah setelah bertahun-tahun bekerja keras, hidup mereka terlihat seperti kehilangan makna. Dr. Stein merasa bahwa BTS mulai mencoba menghadapi perubahan yang tak terhindarkan ini; suatu hari, mereka akan berhenti dari aktivitas di atas panggung dan semuanya akan berakhir. Meskipun begitu, penting untuk diingat bahwa momen ini bukanlah suatu tanda dari akhir kehidupan. “Ini adalah sebuah saat kegelapan yang sangat menantang untuk dilewati,” kata Stein. Bagaimanapun, “ego yang kuat akan mengatasinya dan hidup akan terus berjalan.”


Filter

Lagu solo Jimin, Filter, menggambarkan ide bahwa dia dapat menjadi apa pun yang kalian inginkan. Stein mengatakan lagu tersebut mungkin saja “menceritakan tentang penggambaran salah satu dari ketujuh anggota BTS.” Ketika Jimin bernyanyi, “Diriku yang mana yang kalian inginkan?” maksudnya bisa siapa dari ketujuh orang anggota BTS yang kalian inginkan? Secara psikologi, itu adalah bagian normal dari fungsi alam sadar untuk membuat pilihan dan preferensi.


My Time




Selama kita bertumbuh, waktu yang telah berlalu tidak bisa diubah; pilihan yang kita buat tidak bisa ditarik kembali, dan itu semua memiliki konsekuensi. Ketika ego kita berkembang seiring masa tersebut, waktu menjadi lebih penting karena kita menyadari bahwa waktu yang ada semakin berkurang. “Waktu terus berlalu, dan kalian tidak bisa mengulangnya kembali,” Stein berkata pada kami. “Tidak ada cara untuk kembali ke masa kanak-kanak.”




Louder than bombs


Louder than bombs adalah lagu tentang empati, saat BTS melihat situasi di luar kehidupan mereka dan memperhatikan orang lain yang sedang menderita. BTS mengatakan pada ARMY, “Kami bisa merasakan apa yang kalian rasakan; kami tahu bahwa beberapa di antara kalian benar-benar berada dalam situasi yang sulit.” Ini merupakan tanda dari kedewasaan.


ON

ON adalah sebuah lagu tentang ketahanan, mengatasi kesulitan, dan belajar cara meneruskan hidup. “BTS menunjukkan sebuah kualitas yang dijelaskan di dalam teori sebagai anti-fragility,” Stein menjelaskan. Hal tersebut bisa membuat orang-orang mengatasi rintangan, pukulan, dan kemunduran dalam hidup tanpa membiarkan mereka menghancurkan orang lain. Lagu ini mengingatkan kita semua untuk “tetap terus berjalan.


UGH!

Bagi Stein, UGH! merupakan sebuah lagu yang mengekspresikan, “rasa jijik pada orang-orang yang bersembunyi di balik topeng dan melampiaskan amarah mereka kepada orang lain secara anonim.” Lagu tersebut memberikan para penggemar mereka sedikit gambaran mengenai penderitaan yang BTS telah rasakan selama bertahun-tahun, khususnya pada era media sosial.


00:00 (Zero O’Clock)


Sebuah lagu tentang akhir lama dan awal baru, 00:00 (Zero O’Clock) berfokus pada peralihan ke lembaran baru dan transisi dalam hidup. Lagu tersebut adalah lagu kelahiran kembali yang mengingatkan kita bahwa semua hal pasti ada akhirnya, dan semua akhir akan diikuti dengan awal yang baru.


Inner Child




Lagu solo V adalah sebuah catatan yang intim dari kenangan masa kecil. Lagu tersebut bercerita tentang “mengingat kembali pengalaman dari hari-hari yang telah berlalu [sembari] dibalut dengan selimut hangat dari pengasuhan dan perlindungan seorang ibu.” Secara psikologi, sisi kekanakan bukan hanya berasal dari anak-anak di masa lalu, namun juga anak-anak di saat ini dan masa yang akan datang. Hal itu bisa menjadi sensitif tetapi juga penuh potensi, layaknya anak-anak pada umumnya.





Friends

Teman sejati sangat sulit ditemukan. Pada beberapa kultur, bahkan lebih sulit menemukan dan mempertahankan persahabatan yang erat di antara laki-laki. Lagu ini, duet antara Jimin dan V, mengajak satu sama lain untuk “Tetaplah di sini, tetaplah di sisiku.” Hidup bersama selama bertahun-tahun, Jimin dan V menegaskan persahabatan mereka dalam lirik sembari menghargai hubungan abadi yang mereka rasakan. Pada saat yang sama, Friends juga mengantisipasi perpisahan-walaupun hanya sebagian-di tahun-tahun yang akan datang.


Moon



Dalam lagu solonya, Jin berperan sebagai Sang Bulan yang bernyanyi kepada Sang Bumi, yang melambangkan BTS yang bernyanyi kepada ARMY. Stein merasa penggambaran itu signifikan karena, “BTS menggunakan bulan untuk melambangkan cahaya yang menyinari para penggemar.” Bagaikan bulan yang dramatis secara visual, romantis, dan menerangi dalam kegelapan, begitu pula BTS. Bagaimanapun, bulan juga bergerak dalam fase yang “mengesankan siklus ketika BTS terkadang bersinar dengan terang dan di saat lainnya, agak redup.”




Respect


Dengan lagu ini, BTS mengatakan bahwa respect (menghormati) adalah hal tertinggi dan tersulit untuk dilakukan. “Re-spect yang memiliki arti seperti pengucapannya, yaitu melihat kembali secara terus menerus,” mereka bernyanyi. “Lihatlah kembali terus menerus dan kamu akan menemukan kesalahan, namun meskipun begitu kamu tetap ingin mencarinya.” Menginspeksi orang lain, melihat kekurangannya, namun tetap mencintai mereka adalah suatu tanda hormat.


We are Bulletproof : the Eternal


Sebuah penegasan bahwa BTS dan ARMY adalah satu dan melewati semua rintangan bersama-sama, We are Bulletproof : the Eternal adalah sebuah pernyataan cinta. Lagu tersebut juga meyakinkan bahwa walaupun BTS sudah berakhir, musik mereka akan tetap hidup dan menginspirasi banyak orang. “Itu adalah pernyataan yang sangat kuat,” kata Stein, “dan hal tersebut juga menekankan kekuatan mereka sebagai suatu grup dan kebersamaan mereka dengan para ARMY.”


Kami merasa sangat percaya diri bahwa pernyataan Dr. Stein itu benar, iya kan ARMY? Tidak ada ikatan seperti yang BTS dan ARMY tunjukkan. Itu adalah kebersamaan yang akan bertahan sangat lama, dan kami merasa terhormat berada di samping kalian. Borahae!


Ditulis oleh: Marcie

Disunting oleh: sno

Didesain oleh: Paige

Diterjemahkan oleh: Pury


Semua foto/video yang dibagikan di blog kami bukan milik ARMY Magazine. Segala bentuk pelanggaran hak cipta bukan hal yang disengaja


bottom of page