top of page

ULASAN STUDI KASUS HARVARD: “Big Hit Entertainment and Blockbuster Band BTS: K-Pop Goes Global”

Awalnya dikembangkan untuk tujuan diskusi kelas, studi kasus berjudul “Big Hit Entertainment and Blockbuster Band BTS: K-Pop Goes Global” yang berjumlah 22 halaman ini telah dipromosikan secara menarik di Twitter dan menarik perhatian banyak ARMY. Seorang profesor dan alumni Harvard menginvestigasi pengaruh BTS di seluruh dunia dengan persetujuan dan partisipasi Big Hit… Terdengar menjanjikan, bukan?


Dari Kuda Hitam Menjadi Artis Global


BTS telah bertahun-tahun memecahkan rekor global, namun tak ada satu pun yang mengantisipasi “kesuksesan mereka yang tak tertandingi;” termasuk Bang Sihyuk, pendiri dan salah satu Direktur Utama (co-CEO) perusahaan BTS, Big Hit Entertainment. Studi kasus ini, yang ditulis oleh Profesor Harvard Anita Elberse dan alumni Harvard Lizzy Woodham, menawarkan pendekatan edukatif mengenai posisi BTS dan Big Hit di industri musik Korea, memungkinkan setiap orang untuk berkaca pada keberlanjutan model yang inovatif ini.


Penelitian terkini menunjukkan bahwa “kontribusi BTS kepada PDB (Produk Domestik Bruto) Korea Selatan adalah sekitar Rp 68,6 triliun - melebihi perusahaan penerbangan nasional Korea Selatan, Korean Air.” Data ini, serta yang lainnya, memberikan referensi pasti kepada Elberse dan Woodham untuk menyusun studi kasus mereka terhadap pengaruh BTS di industri K-Pop, yang dahulu dikuasai oleh tiga perusahaan hiburan utama (dikenal sebagai “Tiga Besar”) dan tidak mencakup Big Hit.


Big Hit Entertainment dalam Industri K-Pop


Studi kasusnya dimulai dari pembahasan tentang industri K-Pop. Bagian pertama memberikan pemahaman lebih baik mengenai lingkungan kerja yang BTS jalani sejak awal. Para penulis mendeskripsikan secara komprehensif tentang asal-muasal, aktor-aktor utama di industri tersebut, dan cara kerja mereka. Sejak awal, dibuat perbandingan faktual antara Big Hit dan perusahaan-perusahaan lain. Contohnya, ketika Big Hit fokus ke keadaan para artisnya (dengan cara menawarkan program bimbingan dan perawatan mental), agensi hiburan K-Pop dulunya menahan artis-artis mereka dengan kontrak eksklusif dan memberikan sedikit kontrol (atau tanpa kontrol sama sekali) terhadap karir mereka.


Para pembaca diajak memahami proses audisi, pelatihan, dan debut di K-Pop secara akurat. Proses ini dijadikan bahan perbandingan dengan visi Big Hit untuk seluruh organisasi, dan cara mereka bekerja untuk menemukan keseimbangan antara kemampuan tinggi dalam menari dan bernyanyi, dan kehidupan pribadi dan otonomi para artis tersebut.


Setelah memberikan gambaran umum, para penulis memfokuskan penelitiannya ke Big Hit Entertainment secara bertahap, sebelum berpindah ke BTS secara khusus. Dari pembentukannya hingga perjuangan finansialnya, kita dapat mengetahui evolusi perlahan dari perusahaan tersebut dan kemauannya untuk berinovasi. Penelitian ini dibuktikan dengan kutipan dari Bang Sihyuk bersama dengan Lenzo Yoon (Direktur Utama kedua/co-CEO), Seon Jeongshin (Kepala Pengembangan Bakat Baru), Kim Shingyu (Ketua Kantor Manajemen Artis), dan Kim Sejin (salah satu pimpinan Departemen Protokol Artis dan manajer BTS). Penelitian ini menunjukkan partisipasi mereka semua dalam membawakan pendekatan baru ke manajemen artis dan konten kreatif.


BTS Ada Karena Big Hit dan Sebaliknya


Untuk memberikan pemahaman masuk akal mengenai akar BTS, para penulis mengutip Bang Sihyuk: “Ketika saya mendengar demo RM, saya membuat misi untuk mendebutkan orang ini. Seseorang yang sangat muda, dengan kemampuan bermusik seperti ini, mampu untuk menuangkan jiwanya ke musiknya? Saya rasa saya harus mendebutkan dia.”


Dari sini, mereka membahas proses pembentukan band tersebut, debut yang sederhana, dan lompatan mereka ke pasar Korea berkat I NEED U, yang secara bertahap mengarahkan mereka ke ketenaran global. Titik balik di tahun 2016, ketika BTS memasuki pasar global, digarisbawahi lagi oleh kata-kata Bang: “Beberapa orang dalam perusahaan ingin membuat lagu-lagu yang menarik pasar Korea Selatan, tempat BTS telah meraih kesuksesannya. Saya tidak setuju. Saya rasa saat itu waktu yang tepat untuk menguji coba kemampuan kami meraih sukses yang lebih besar di luar negeri. Kami membuat lagu Fire, yang terdengar lebih ‘Amerika’ daripada ‘Korea’. Dan karena lagu tersebut, BTS menemukan jalannya ke pasar Amerika Serikat.”


Penelitian ini berfokus di tahun 2018, 2019, dan 2020 secara menyeluruh, dari Love Yourself‘Tear’ hingga MAP OF THE SOUL : 7. Elberse dan Woodham menyebutkan diskusi penting (dan dibayangkan oleh fandom secara luas) mengenai perpanjangan kontrak anggota BTS dan pendekatan bijak tentang kemampuan mereka “untuk melanjutkan kesuksesan ini selama tujuh tahun ke depan.” Menurut Bang Sihyuk, para anggota [BTS] menyatakan: “Kami akan memberikanmu tujuh tahun lagi, tapi beri pengakuan bahwa kami pantas mendapatkan kesuksesan yang telah kami raih, dan perlihatkan hal tersebut dalam kontrak.” Pernyataan tersebut menghapus rumor mengenai kebebasan para anggota. Jelas, BTS merupakan pemimpin kehidupan dan karir mereka masing-masing, dan tahu apa yang terbaik bagi mereka. Mungkin karena visi Big Hit, yang dipertegas ulang oleh Yoon, bahwa, “Kami berfokus untuk menumbuhkan kepercayaan antara perusahaan dan artis-artisnya.”


Dalam beberapa kesempatan, penelitian ini menekankan betapa pedulinya Big Hit kepada para artisnya dan rasa saling hormat kepada satu sama lain, sambil mengejar berbagai mimpi. BTS membuat musik, sementara Big Hit “memproduseri dan memasarkan musik mereka,” seperti yang dikatakan oleh Kim Sejin, “meraih kemenangan bersama.” Penelitian ini juga mengkonfirmasi bahwa BTS selalu didorong untuk menggunakan kewenangan mereka dalam membuat keputusan dan menjalani pengalaman mereka. Salah satu contoh terbaik dalam hal ini adalah keputusan Big Hit untuk memberikan BTS liburan selama satu bulan di tahun 2019, meski tahu risikonya. Dalam hal ini, Yoon berkata, “Untuk para idola di masa kini, untuk pergi berlibur… itu adalah sebuah taruhan. Tanpa adanya aktivitas band, ada ketakutan murni bahwa penggemar akan pergi.” Untungnya, ARMY bukanlah penggemar semacam itu.


Kesuksesan yang Membawa Renungan


Para pembaca terus didorong untuk bertanya kepada diri mereka sendiri mengenai kesuksesan BTS dan K-Pop secara umum. Penelitian ini tak hanya merupakan rangkuman edukatif mengenai BTS sekarang dan cara mereka meraih popularitas, tetapi juga merupakan perkenalan yang mendidik mengenai industri K-Pop dan rencana Big Hit untuk memberikan contoh [bagi industri] yang menempatkan artis sebagai pusat segalanya.


Ini juga merupakan sumber terbaik untuk menyeleksi realita dari berbagai rumor. Penelitian ini memberikan pemikiran sebenarnya tentang posisi yang BTS punya dalam musik, Korea, dan secara global. Pendekatannya yang edukasional dan pertanyaan-pertanyaan terbuka dengan penyajian data yang mudah dimengerti menyajikan analisis kesuksesan BTS secara sempurna.


Sementara kesimpulannya menyebutkan bahwa Bang Sihyuk yakin mengenai masa depan K-Pop dan percaya bahwa beliau telah menemukan “formula yang tepat” untuk mereplikasi BTS, kami berpikir jika masa depan memiliki ruang yang cukup bagi BTS untuk terus berkembang secara mandiri dan menjelajahi ‘jalan’ baru. Satu hal yang pasti, meski Big Hit mampu menciptakan keajaiban lagi, hanya ada satu BTS di hati ARMY.


Sumber: Anita Elberse dan Lizzy Woodham. "Big Hit Entertainment and Blockbuster Band BTS: K-Pop Goes Global." Harvard Business School Case 520-125, Juni 2020.


Ditulis oleh: Hel. B

Disunting oleh: Dae

Didesain oleh: Paige

Diterjemahkan oleh: Ira


Semua foto/video yang dibagikan di blog kami bukan milik ARMY Magazine. Segala bentuk pelanggaran hak cipta bukan hal yang disengaja.


bottom of page